Tugas ke Daejeon Korea Selatan menempuh
perjalanan yang cukup melelahkan. Mulai dari Bandung setengah lima sore lebih
untuk mengejar pesawat Garuda pukul 11.30 malam dari Bandara Soekarno Hatta.
Biasa, sore itu memang banyak mereka yang akan kembali ke Jakarta setelah
liburan maupun yang rumahnya di Bandung tapi tugas di Jakarta. Sebagai mana
biasa sepanjang jalan mulai dari Pasteur menempuh perjalanan lewat tol
Purbaleunyi dipenuhi oleh mobil hingga Jakarta. Layaknya seperti air bah deras
yang mengalir tak tertahankan mencari hilirnya. Di tengah perjalanan karena
perbaikan jalan di kilometer 47 tol Cikampek belum juga selesai, perjalanan
tersendat yang menguras waktu hingga satu setengah jam menjelang kilometer 47
tersebut. Setelah itu lancar hingga Cengkareng. Akhirnya saya merasa lega
sekitar pukul 20.30 kami tiba di bandara. Setelah check in, akhirnya kami
beristirahat di lounge CitiBank hingga menjelang keberangkatan. Dalam keadaan
hujan gerimis, pesawat Garuda Air Bus seri A 300 tersebut membelah udara
Tangerang dalam kegelapan malam menuju Bandara Incheon dengan waktu penerbangan
sekitar hampir 7 jam. Dalam hampir dua jam pertama pesawat selalu dalam keadaan
agak oleng karena masalah cuaca tetapi setelah itu penerbangan sangat bagus dan
stabil. Akhirnya sekitar pukul setengah Sembilan pagi waktu Korea, kami
mendarat dengan sangat mulus di Incheon. Acungan jempol untuk pilot Garuda
dengan pendaratan pesawat besar tersebut yang sangat halus, bahkan hampir tidak
terasa bahwa pesawat telah mendarat di bumi ginseng tersebut tepat jam 8.30
waktu Korea.
Proses klarifikasi kesehatan, imigrasi, dan
mengambil bagasi berlangsung lancar. Kami langsung bertemu dengan rekan Ony
dari Solbride International Business School yang berlokasi di Daejeon. Dari
bandara Incheon, kami naik bis menuju ke tujuan. Keluar Bandara, perjalanan
melewati sebuah jembatan yang baru saja selesai sepanjang 16 kilometer yang
dibangun oleh Samsung Construction yang masuk dalam Samsung Group. Di
Indonesia, nama Samsung selama ini banyak dikenal dalam bidang elektronik,
khususnya handphone. Jembatan ini membelah laut sehingga perjalanan yang
tadinya memutar sehingga lebih jauh mengakibatkan perjalanan ke Daejeon hanya
ditempuh dua setengah jam saja. Sebelumnya membutuhkan waktu 3 jam. Selama
menempuh perjalanan di jembatan yang sangat pajnag tersebut, pemandangan indah
yang ada tidak begitu dapat dinikmmati karena pandangan yang tidak begitu jelas karena ada semacam kabut
yang terjadi pada musim panas kali ini.
Selepas Bandara, disamping jalan tol yang kami
lewati banyak gedung-gedung fasilitas manufaktur yang dimiliki oleh berbagai
raksasa perusahaan Korea Selatan yang telah dikenal banyak orang di Indonesia
seperti Hyundai, Samsung, dan LG. dewasa ini nama-nama perusahaan Korea ini
telah merupakan bagian dari nama-nama yang sduah dikenal umum di dunia.
Nama-nama perusahaan yang barus disebut tersebut menduduki tempat top di dunia.
yang menarik juga banyak nama-nama perusahaan-perusahaan internasional yang berinvestasi
disitu. Selain itu banyak juga perusahaan-perusahaan Korea lainnya.
Pemandangan lainnya selepas daerah Incheon,
banyak terlihat pepohonan dengan dedaunan berwarna hijau. Tidak ada lagi
bunga-bunga khas Korea yang biasa muncul di musim semi pada bulan April. Musim
panas sangat terasa. Temperatur sekarang antara 29 hingga 30 derajat. Terangnya
lebih lama dari pada malamnya atau gelapnya. Sebentar lagi puasa Ramadhan. Umat
Muslim di Korea termasuk pelajar dan mahasiswa muslim Indonesia akan berpuasa lebh
lama dibandingkan dengan umat muslim di Indonesia. Pemandangan lainnya terlihat
banyak sawah-sawah yang tinggi tanaman padinya baru setinggi sekitar 30 hingga
40 sentimeter. Terlihat beberapa petani yang bekerja di sawah diserta dengan
kendaraan mobil jip, juga ada yang memakai sedan. Tentu saja pemandangan ini
sangat berbeda dengan keadaan di Indonesia.
Jalan tol yang kami lewati merupakan salah satu
dari beberapa jalan tol yang tersedia di Korea. Beberapa simpangan jalan tol
terlihat di sepanjang perjalanan ini. Di beberapa bagian yang dekat kota di
tutupi semacam dinding yang terbuat dari bahan semacam plastik yang diberi
warna warni merah, biru, ada juga jingga. Pemandangan ini sangat unik karena
saya jarang melihat pandangan serupa di jalan-jalan di negara-negara lain di Eropa, Cina dan Australia. Ada juga bagian
bawah jalan tol yang melintas di atas kami, dicat warna biru muda. Indah juga
jadinya.
Setelah berhenti sekitar hampir 30 menit di sebuah tempat pengisian bahan bakar dan
pertokoan, bis yang kami tumpangi melanjutkan perjalanan. Akhirnya setelah
menempuh sekitar 3 jam termasuk istirahat bus tiba di kota Daejeon yang
merupakan kota terbesar ke empat di Korea Selatan dengan penduduk 1,3 juta
jiwa. Di stasiun bis, kami sudah dijemput oleh sebuah kendaraan Solbride.
Sekitar 10 menit kemudian kami tiba di kampus Solbride, International Business
School. Kota ini juga merupakan tempat dari sebuah perguruan tinggi teknologi
terkenal di dunia yaitu KAIST serta sebuah fasilitas penelitian top ETRI. Perjalanan
ke Daejeon merupakan ke dua kalinya. Begitu merasakan ginseng pada akhir tahun
2010 lalu, akhirnya ada kesempatan ke dua ke negeri ginseng ini. Kali ini
bersama rekan saya Bachruddin. Alhamdulillah…(Hus/ selasa shubuh di daejeon/2
Juli 2013)
No comments:
Post a Comment