Sunday, February 9, 2014

Perjalanan ke Daejeon, Korea Selatan




Tugas ke Daejeon Korea Selatan menempuh perjalanan yang cukup melelahkan. Mulai dari Bandung setengah lima sore lebih untuk mengejar pesawat Garuda pukul 11.30 malam dari Bandara Soekarno Hatta. Biasa, sore itu memang banyak mereka yang akan kembali ke Jakarta setelah liburan maupun yang rumahnya di Bandung tapi tugas di Jakarta. Sebagai mana biasa sepanjang jalan mulai dari Pasteur menempuh perjalanan lewat tol Purbaleunyi dipenuhi oleh mobil hingga Jakarta. Layaknya seperti air bah deras yang mengalir tak tertahankan mencari hilirnya. Di tengah perjalanan karena perbaikan jalan di kilometer 47 tol Cikampek belum juga selesai, perjalanan tersendat yang menguras waktu hingga satu setengah jam menjelang kilometer 47 tersebut. Setelah itu lancar hingga Cengkareng. Akhirnya saya merasa lega sekitar pukul 20.30 kami tiba di bandara. Setelah check in, akhirnya kami beristirahat di lounge CitiBank hingga menjelang keberangkatan. Dalam keadaan hujan gerimis, pesawat Garuda Air Bus seri A 300 tersebut membelah udara Tangerang dalam kegelapan malam menuju Bandara Incheon dengan waktu penerbangan sekitar hampir 7 jam. Dalam hampir dua jam pertama pesawat selalu dalam keadaan agak oleng karena masalah cuaca tetapi setelah itu penerbangan sangat bagus dan stabil. Akhirnya sekitar pukul setengah Sembilan pagi waktu Korea, kami mendarat dengan sangat mulus di Incheon. Acungan jempol untuk pilot Garuda dengan pendaratan pesawat besar tersebut yang sangat halus, bahkan hampir tidak terasa bahwa pesawat telah mendarat di bumi ginseng tersebut tepat jam 8.30 waktu Korea.

Proses klarifikasi kesehatan, imigrasi, dan mengambil bagasi berlangsung lancar. Kami langsung bertemu dengan rekan Ony dari Solbride International Business School yang berlokasi di Daejeon. Dari bandara Incheon, kami naik bis menuju ke tujuan. Keluar Bandara, perjalanan melewati sebuah jembatan yang baru saja selesai sepanjang 16 kilometer yang dibangun oleh Samsung Construction yang masuk dalam Samsung Group. Di Indonesia, nama Samsung selama ini banyak dikenal dalam bidang elektronik, khususnya handphone. Jembatan ini membelah laut sehingga perjalanan yang tadinya memutar sehingga lebih jauh mengakibatkan perjalanan ke Daejeon hanya ditempuh dua setengah jam saja. Sebelumnya membutuhkan waktu 3 jam. Selama menempuh perjalanan di jembatan yang sangat pajnag tersebut, pemandangan indah yang ada tidak begitu dapat dinikmmati karena pandangan yang  tidak begitu jelas karena ada semacam kabut yang terjadi pada musim panas kali ini.

Selepas Bandara, disamping jalan tol yang kami lewati banyak gedung-gedung fasilitas manufaktur yang dimiliki oleh berbagai raksasa perusahaan Korea Selatan yang telah dikenal banyak orang di Indonesia seperti Hyundai, Samsung, dan LG. dewasa ini nama-nama perusahaan Korea ini telah merupakan bagian dari nama-nama yang sduah dikenal umum di dunia. Nama-nama perusahaan yang barus disebut tersebut menduduki tempat top di dunia. yang menarik juga banyak nama-nama perusahaan-perusahaan internasional yang berinvestasi disitu. Selain itu banyak juga perusahaan-perusahaan Korea lainnya.

Pemandangan lainnya selepas daerah Incheon, banyak terlihat pepohonan dengan dedaunan berwarna hijau. Tidak ada lagi bunga-bunga khas Korea yang biasa muncul di musim semi pada bulan April. Musim panas sangat terasa. Temperatur sekarang antara 29 hingga 30 derajat. Terangnya lebih lama dari pada malamnya atau gelapnya. Sebentar lagi puasa Ramadhan. Umat Muslim di Korea termasuk pelajar dan mahasiswa muslim Indonesia akan berpuasa lebh lama dibandingkan dengan umat muslim di Indonesia. Pemandangan lainnya terlihat banyak sawah-sawah yang tinggi tanaman padinya baru setinggi sekitar 30 hingga 40 sentimeter. Terlihat beberapa petani yang bekerja di sawah diserta dengan kendaraan mobil jip, juga ada yang memakai sedan. Tentu saja pemandangan ini sangat berbeda dengan keadaan di Indonesia. 

Jalan tol yang kami lewati merupakan salah satu dari beberapa jalan tol yang tersedia di Korea. Beberapa simpangan jalan tol terlihat di sepanjang perjalanan ini. Di beberapa bagian yang dekat kota di tutupi semacam dinding yang terbuat dari bahan semacam plastik yang diberi warna warni merah, biru, ada juga jingga. Pemandangan ini sangat unik karena saya jarang melihat pandangan serupa di jalan-jalan di negara-negara lain  di Eropa, Cina dan Australia. Ada juga bagian bawah jalan tol yang melintas di atas kami, dicat warna biru muda. Indah juga jadinya.

Setelah berhenti sekitar hampir 30 menit  di sebuah tempat pengisian bahan bakar dan pertokoan, bis yang kami tumpangi melanjutkan perjalanan. Akhirnya setelah menempuh sekitar 3 jam termasuk istirahat bus tiba di kota Daejeon yang merupakan kota terbesar ke empat di Korea Selatan dengan penduduk 1,3 juta jiwa. Di stasiun bis, kami sudah dijemput oleh sebuah kendaraan Solbride. Sekitar 10 menit kemudian kami tiba di kampus Solbride, International Business School. Kota ini juga merupakan tempat dari sebuah perguruan tinggi teknologi terkenal di dunia yaitu KAIST serta sebuah fasilitas penelitian top ETRI. Perjalanan ke Daejeon merupakan ke dua kalinya. Begitu merasakan ginseng pada akhir tahun 2010 lalu, akhirnya ada kesempatan ke dua ke negeri ginseng ini. Kali ini bersama rekan saya Bachruddin. Alhamdulillah…(Hus/ selasa shubuh di daejeon/2 Juli 2013)

No comments:

Post a Comment