Tiga hari ini, dari Jum’at hingga Minggu pagi
kota Bandung cerah dan terang benderang. Sangat berbeda pada hari-hari
sebelumnya. Waktu itu hujan dan awan tebal selalu menyelimuti kota termasuk
bukit Lembang dimana saya tinggal. Pagi tadi saya bergegas jalan pagi di
sela-sela bebukitan yang mengarak ke daerah Tangguban Perahu. Dalam sinar
mentari yang menerawang dan hawa sejuk saya jalan kaki sambil mengagumi
lingkungan yang telah berkembang pesat. Pulang ke rumah, di Harian Pikiran
Rakyat halaman 9 Minggu pagi ini saya membaca tulisan rekan Mangarahon Dongoran
yang berjudul Menjajal Hotel mewah. Judul itu telah mengingatkan saya akan
tamasya hotel. Karena tugas-tugas di Investor Relations PT Telkom, saya sering
singgah di hotel-hotel banyak kota-kota besar di dunia dimana ada investor
sahamnya Telkom. Atau tepatnya tempat pertemuan dengan para investor yang
memiliki saham Telkom maupun yang berminat membeli saham perusahaan tersebut.
Sebut saja kota-kota yang sering disinggahi
team direksi Telkom dan Telkomsel, mulai dari Asia dimana kami sering berjumpa
dengan investor yaitu Singapura, Hong Kong, Tokyo, dan Bangkok. Kemudian di
Eropa beberapa kota tempat investor meeting seperti London, Roma, Frankfrut,
bahkan hingga ke kota yang romantis dan banyak menampilkan sejarah kota di
utara Inggris yaitu Edindurgh. Di Amerika Serikat dimana Telkom mendaftarkan
sahamnya di New York Stock Exchange, beberapa kota yang sering didatangi Tim
TelkomGroup adalah New York, Boston, Washington, San Francisco, Los Angeles,
Miami dan Fort Lauderdale. Ada satu hal yang konsisten terjadi setiap kali
menginap di berbagai hotel-hotel bagus tersebut yaitu hanya didiami pada malam
hari saja bahkan selalu larut malam karena acara yang padat termasuk acara
dinner dengan para investor atau juga acara makan malam tim sekedar relax.
Waktu menginap di hotel berkisar antara semalam hingga tiga malam saja. Jadi
tidak lama.
Kalau di Singapura kebanyakan acara berlangsung
di daerah Marina Bay dan di tengah kota, namun kebanyakan di daerah pantai.
Jadi menginapnya kebanyakan di hotel-hotel besar di sekitar Marina itu.
Menikmati pemandangan pantai Singapura biasanya hanya pagi hari sambil lari
pagi mulai pukul 5.30 hingga pukul 7 saja. Setelah itu langsung siap meeting
dengan investor. Demikian juga bila ada acara di Hong Kong kami sering menginap
di hotel-hotel di bagian Hong Kong maupun Kowloon dimana di kedua sisi daerah
tersebut selalu hotelnya menghadap ke laut sehingga bisa menikmati indahnya
Hong Kong di malam hari, sebelum tidur.
Pengalaman lainnya, pernah juga menginap di
sebuah hotel yang bagus persis di pinggir taman Hyde Park London. Waktu itu
menjadi tim Indonesia dalam pertemuan para Menteri Keuangan negara-negara ASEAN
termasuk di dalamnya ada acara investor meeting. Saya pernah sekolah di London
tahun 1994-1995. Jadi suasana London sudah tidak asing lagi.
Yang unik menginap di sebuah hotel terkenal
persis di pinggir taman besar New York Central Park yang berada diantara 59th
Street di Central Park South) dan 110th Street di Central Park North. Jumlah
pengunjungnya sekitar 40 juta pertahunnya. Tempat tidurnya relatif tinggi dan
bantal yang ada di tempat tidur ada sekitar 10 bantal hingga yang relative
kecil. Tentu saja tempat tidurnya luas. Pagi-pagi waktu sarapan, pak Kristiono
Dirut Telkom waktu itu bilang “wah sampe bingung tidurnya karena penuh dengan
bantal…”. Kami semua senyum aja…rupanya pengalamannya sama…
Pada kesempatan lain, saya
mendampingi dewan komisaris pak Tanri Abeng dan alm Arief Arryman menginap di
sebuah hotel persis dekat ground zero yang pernah jadi lokasi twin center yang
roboh tahun 2001. Lumayan juga jika mengingat peristiwa mengerikan itu.
Yang cukup dinikmati sewaktu
menginap di hotel besar dan luas yang berada di pinggir pantai, di selatan Los
Angeles. Disitu bisa main golf, renang di laut, dan masih banyak olah raga
lainnya. Makan pagi dan siangnya di tempat terbuka dengan pemandangan indah
pantai daerah California. (hus/pagi yang cerah di kaki bukit lembang/minggu 26
januari 2014)