Rasa penasaran juga.
Waktu berkunjung ke Tokyo pertengahan Desember 2013 lalu tidak sempat jalan ke
gunung Fuji. Dibutuhkan waktu sehari dengan acara lainnya sepanjang perjalanan
kesana. Waktu itu sudah dingin dan hujan. Tapi di Tokyo belum ada salju.
Sekarang juga pada saat tiba di Narita pada hari rabu pagi, 5 maret 2014, salju
di Tokyo sudah berlalu. Namun sekitar 3 minggu sebelumnya, pertengahan Februari
2014, saya melihat Tokyo ditutupi salju tebal. Bahkan terjadi badai salju
terasuk di Airport Narita. Saya was was juga melihat peristiwa itu. Terpikir
gimana nanti pada awal Maret 2014 saat saya berkunjung lagi.
![]() |
Istirahat di Restoran Menuju Puncak Gunung Fuji |
Setelah acara ABEST21
saya dan dua rekan yaitu Bu Iin dan Prof Yasri dari Unand mendatangi counter
hotel tempat kami menginap untuk ikut tour ke mount Fuji. Waktu itu ada dua
rencana, malam itu akan ke Yokohama sambil coba naik Shinkansen dan besok ikut
tour. Akhirnya karena sudah malam, kami putuskan ikut tour saja besok pagi.
Namun setelah ditanya rupanya tour mount fujinya sudah penuh. Maklum besok
pginya adalah hari minggu. Tidak heran penuh. Namun kami tidak putus asa dan
minta petugas counter hotel yang mengurusi tour mencarikan tour mount fuji
lainnya. Ternyata setelah cari selama 10 menit masih ada. Oke lah kami
putuskan. Harganya lebih murah dari yang pertama yang sudah full booked. Yang
pertama harganya 1400 Yen dan yang terakhir 950 Yen. Setelah menimbang tentang
makanan kami putuskan tanpa makan siang. Kami akan bawa sendiri supaya aman.
Harganya berkurang jadi 780 Yen saja. Jadi sekitar Rp 800 ribuan. Ini tournya
tidak sampai ke mount fuji, tetapi sampai ke first step saja, dilanjutkan ke
danau…dan terakhir ke ….yang banyak menjual barang-barang branden. Lumayan.
Tour yang pertama
lebih mewah. Pulangnya pakai shinkansen sementara tour kami pakai bis ukuran
kecil dan sampai ke stasiun Harajuku saja, tidak ke hotel tempat kami dijemput
pagi harinya. Tapi still ok. Semangat.
![]() |
Border Ke Gunung Fuji |
Pagi-pagi jam 8 sudah
dijemput di hotel dengan bis besar. Ruapnyancukup banyak yang akan jalan-jalan
ikut tour. Kami diantar ke stasiun bis….dan bergabung dengan pesrta tour
lainnya. Banyak paket tour lainnya disitu. Setelah lapor dan diberi kertas
warna hijau sebagai tanda tour Gotamba. Rupanya bis kami yang kecil saja, bukan
bis yang besar sehingga tidak begitu leluasa untuk ambil gambar selama
diperjalanan. Akhirnya ada 7 orang saja yaitu group dari Thailand yang mendapat
bonus wisata dari bosnya perusahaan Jepang dan satu lagi seorang pria mahasiswa
dari Vancouver Kanada.
Dalam perjalanan kami
melewati Tokyo Tower yang menjulang dengan warna merah bata. Stasiun tersebut
dekat dengan Tower tersebut. Selanjutnya kami melewati daerah Harajuku dan
masuk ke jalan tol. Dalam perjalanan memasuki daerah pegunungan di luar Tokyo
mulai Nampak salju yang sudah keras dipinggir jalan tol sebelah kiri.
hutan-hutan berwarna didominasi coklat. Banyak juga hanya pohonnya saja karena
dedaunannya sudah berguguran. Tanah-tanah yang terjal dan pegunungan terlihat
banyak yang putih karena salju. Dalam bagian lain di jalan tol, sebelah kiri
dan kanan terdapat rumah-rumah penduduk, ada yang diatas bukit ada juga yang di
dataran rendah. Terlihat mobil di sela-sela rumah. Bangunannya terlihat banyak
yang masih tradisionil Jepang. Ditengah perjalanan tersebut saya teringat
dengan pertanyaan “kenapa Jepang dulu menjajah Indonesia dan beberapa Negara
Asia lainnya ya…?”. Itu sekelebat pikiran dalam perjalanan menikmati suasana
musim dingin..
Mendekati daerah
gunung Fuji, pemandu menyatakan arah Gunugn Fuji tetapi saying disayang…nggak
kelihatan seperti yang banyak bisa dilihat di TV maupun gambar-gambar di
majalah atau promosi wisata ke Jepang. Rupanya sama saja dengan Gunung
Tangkuban Perahu, diatas daerah rumah saya yang di kaki bukit Lembang. Pada
saat-saat tertentu misalnya musim dingin yang baru lalu, tidak kelihatan karena
ditutupi banyak awan..tapi tetap ok kata rekan-rekan..pokoknya ke Fuji area dan
ketemu dengan salju.
Memasuki tempat perhentian pertama yaitu sebuah tempat jual souvenir dan
makanan, benar juga…diluarnya masih banyak salju tebal yg sebagiannya sudah
keras. Tebalnya sekitar 30 sentimeter. Cukup tebal. Jalan harus hari-hati.
Namun ditempat pemberhentian bis tidak ada salju karena sudah dibersihkan oleh
mesin pembersih salju. Tempat itu dikelilingi oleh pepohonan yang tinggal
rantingnya saja sehingga menambah suasana unik musim dingin. Banyak wisatawan
yang dengan gembira mengambil foto-foto dengan berbagai gaya. Mereka ceria
disana termasuk kami tentunya dari negeri tanpa salju kecuali di pegunungan
tinggi seperti di Papua. Sampe sini dulu ya..ngantuk..
(hus/Garuda 777 330ER
Tokyo-Jakarta/Sulu Sea/jam 15.30/11 Maret 2014)